Senin, 27 Desember 2010

ANDAI AKU JADI PEMAIN SEPAK BOLA

Duh, jauh sekali ya topik yang di bahas saat ini dengan tema blog aku. Sekedar intermezzo,  mumpung topik bola lagi anget-angetnya, aku bakalan duduk santai sejenak di depan netkbook, sambil makan keripik pisang buatan tetangga yang yahuuud abis, sambil berandai-andai. ANDAI  AKU JADI PEMAIN TIMNAS ! Lebay Bo....

Tapi yah, namanya manusia, boleh dong sekali-kali berandai-andai. Asal jangan keseringan, hehehe. Tanpa eksagerasi, tanpa bumbu melamun sambil merem-melek, ataupun melamun sampai ngiler, ini hanya sekedar sebuah 'andai aku'. Karena aku emang nggak gitu hobi nonton bola, apalagi bisa bermain bola, dan sama sekali nggak ngerti dengan teknik bermain bola...rasanya konsep 'andai aku' ini menjadi titik teraman untuk mulai mencurahkan andai-andai aku sendiri. Jadi, kalau ada dedengkot bola atau expert dalam bidang persepakbolaan membaca tulisan aku ini...ojo nesu Den...jangan marah...toh kulo cuma lagi berandai-andai.

Indonesia kalah telak 3-0 dari Malaysia di Stadion Bukit Jalil. Duh, supporter Malaysia juga nggak sportif, pake nyorot dengan sinar laser segala kayak ultraman. Sebagai pemain 'timnas hayalan', tentu saja aku marah bin gondok. Kita ini dianggap apa pake dilaser-laser segala...ngga berperikemanusiaan banget. Makanya aku setuju kalau Malaysia dijuluki MalaysiaCheatLaser. Ntar di GBK, kita balas laser dengan wedus gembel dari Merapi...Hehehe.
Tapi eittt...tunggu dulu, sebagai 'pemain timnas hayalan', aku perlu juga nih introspeksi kedalam. Ada apaan ya didalam ? Sebenarnya aku juga tertekan sih. Euforia dan ekspektasi berlebihan dari bangsa, membuat langkahku berat menyeret beban. Aku harus menang !!! Harus !!! Dengan beban pengharapan sebesar itu yang membuatku tak lagi konsen pada pertandingan dan selalu dikejar-kejar perasaan takut kalah. Takut mengecewakan  bangsa, terutama takut mengecewakan pengharapan yang kadung di gantung setinggi langit yang dipercayakan padaku dan rekan-rekanku untuk meraihnya. 

Coba lihat sebelum pertandingan away final ke Malaysia, aku merasa di eksploitasi. Kami dielu-elukan, dalam euforia berlebihan sebagai pahlawan sempurna tak terkalahkan, di rebut klaim sana-sini sebagai "hasil" mereka-mereka yang gila puja. Kerja keras kami tiba-tiba menjadi "kerja keras" mereka. Keringat kami, mendadak jadi "keringat" mereka. Dan ajaibnya, klaim ini makin berakumulasi menjadi ekspektasi terlampau tinggi yang lagi-lagi harus kamilah yang menggapai ekspektasi itu. Yang malangnya, lagi-lagi bila  ekspektasi itu berhasil diraih,  pujanya akan diklaim untuk mereka sendiri.

Aku adalah Indonesia itu sendiri. Akulah tulang Indonesia. Akulah darah  dan daging Indonesia. Akulah napas Indonesia. Demi tubuhku sendiri, Indonesia, akan kutumpahkan keringat dan darah sampai titik terakhir demi mengibarkan bendera dan kebanggaan Indonesia. Akan kulakukan yang terbaik demi 'AKU' sendiri, INDONESIA.

Yah, andai saja sebelumnya ekspektasi yang dipercayakan untuk kami raih adalah 'melakukan yang terbaik',  mungkin akhir skenario pertandingan kemarin akan berakhir beda. Mungkin kami akan fokus untuk bermain yang terbaik dan tanpa dibebani perasaan takut kalah. Kami akan DO OUR BEST, terlepas dari apapun hasilnya. Yang terpenting kami lakukan yang terbaik. Untuk Indonesia.

Tapi sudahlah, Tuhan punya skenarionya sendiri. Dan bisa jadi skenario ini akan berakhir indah. Saat ini Malaysia tengah mabuk dalam euforia. Kalau sebelumnya mereka yang mempergunakan kepayang kita dalam euforia, diam-diam menyiapkan strategi untuk memberi 'kejutan' bagi kita. Kenapa tidak sekarang kita yang menggunakan kelengahan mereka dalam euforia, untuk diam-diam menyiapkan strategi yang akan kita berikan sebagai 'kejutan' bagi mereka di GBK tanggal 29 desember nanti.

Yang pasti, sebagai 'pemain timnas hayalan', aku akan mengubah mindset-ku menjadi DO MY BEST untuk aku sendiri, karena akulah INDONESIA. Dan bukannya Must Win , karena itu akan menghantuiku dengan perasaan takut kalah. Kalaupun akhir skenario adalah menang, itu adalah reward untuk kerja keras aku, karena akulah Indonesia itu sendiri. Kalaupun kalah, aku akan tetap mengangkat kepala  dengan bangga karena aku telah all out melakukan yang terbaik membela aku sendiri, Indonesia. Itu akan lebih terhormat daripada kekalahan di Bukit Jalil kemarin yang disebabkan kekalahkanku pada harapanku sendiri dan ketakutanku bila harapan itu tak teraih.

Dengan semangat Do My Best aku ini, bisa dibayangkan sedahsyat apa permainanku  di GBK nanti. Let's Rock GBK !!! Kamilah Indonesia, dan kami akan membanggakan kami sendiri, Indonesia !!! Let's Rock GBK !!!

Ps : sekalipun aku lagi berandai-andai, tapi kecintaanku pada Indonesia bukanlah hayalan. Karena akulah Indonesia, dalam kenyataan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar